INDOSTAFF bekerjasama dengan Derap Perempuan Kreatif IPB University menyelenggarakan:
INDOSTAFF WEBINAR SERIES #1 2023
Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) berkembang pesat sehingga sektor pendidikan perlu untuk beradaptasi dengan perubahan ini agar mendapatkan manfaat terbaik dari teknologi ini. Dalam konteks ini, kemunculan ChatGPT, model bahasa kecerdasan buatan, menghadirkan tantangan sekaligus peluang di bidang pendidikan. Webinar ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang ChatGPT, kemampuannya, dan bagaimana pemanfaatannya di sektor pendidikan.
INDOSTAFF WEBINAR SERIES #1 2023 mengangkat topik:
“ChatGPT dan Pendidikan: Peluang dan Tantangan”
15.30-17.30 WIB
Zoom Virtual Meeting
Dr. Ied Veda Sitepu (Presidium INDOSTAFF)
Prof. Dr. Illah Sailah (Derap Perempuan Kreatif, Indonesia Peduli Bangsa, IPB University)
1. Supra Wimbarti, Ph.D., Psikolog (Fak. Psikologi UGM)
2. Prof. Dr. Bambang Riyanto Trilaksono (Guru Besar Teknik Elektro dan Informatika, serta peneliti dan praktisi Artificial Intelligence ITB)
Dr. Ahmad Syafiq (Akademisi Universitas Indonesia)
https://bit.ly/webinarchatgpt
Paparan INDOSTAFF Webinar Series #1 2023
bit.ly/INDOSTAFF-ChatGPT
Seminar Sehari : Reposisi Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0
Indostaff Network bekerja sama Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) akan menyelenggarakan Seminar Sehari dengan tema “Reposisi Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Idustri 4.0”. Seminar ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Mei 2018, bertempat di Ruang Seminar Lt.3 Gedung B Kampus UKI.
Informasi selanjutnya dapat dilihat pada flyer terlampir.
STRATEGIC GENDER MANAGEMENT WORKSHOP
Universitas Kristen Indonesia in cooperation with DAAD,
Fachochschule Kiel, and Indostaff
Jakarta 9-13 November 2015
Background
Indonesia is both the largest island state as auchmit approximately 250 million inhabitants one of the most populous countries in the world. The gap between rich and poor far apart, the annual per capita income is among the lowest in Southeast Asia. Women are discriminated against despite progressive legislation, the introduction of gender mainstreaming in 2000 by the Government and the Gender Responsive Budgeting and an existing since 1978 “gender machinery” in many areas of public life.
The gender-based discrimination against women and girls is especially associated with patriarchal socio-cultural and religious traditions and ideas continued (eg. child marriages, female genital mutilation, forced divorces, violence against women, also homophobia; cf. Publications of Amnesty International) .There are more than 250 ethnic groups in which varies greatly the expression of gender roles. Furthermore, the proportion of women has so far remained low in political, economic and academic key positions at national and local levels.
In complex educational system of the country, about 4.5 million students are distributed among the different types of higher education (public, private, nondenominational universities, Open University). Gender disparities in education have been until now more or less balanced. So in 2008 the number of female students for the first time exceeded the male. As in many regions of the world, even in the Federal Republic of Germany, female students are concentrated in a “feminine connotation” study programs, such as nursing, dentistry, home economics, education and not in male dominated study programs, such as engineering.
In the context of a growing relevance of equality management at universities, a strategic management approach which balance women and men proves to be effective to make a (better) organization. Strategic Management takes gender structures in the focus, the equalities create a dynamic equilibrium, for example, human resources management strategies are gender-sensitive and equally aligned to the needs and concerns of men and women. The strategic perspective in university context aims in the long term, for example, on reducing structural inequalities, such as:
• in recruitment and staff development
• in appointment and recruitment procedures
• through gender budgeting (gender equitable budget)
Gender will also be further integrate in research and teaching. A competent gender equitable management needs gender-sensitive leadership.
Objectives of the training:
Participants:
German alumni who are working in higher education, research or relevant institutions in Indonesia
Interested participants please contact:
Ied Veda Sitepu
Women Study Center
Address:
Pusat Studi Wanita- Universitas Kristen Indonesia
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Kristen Indonesia (LPPM-UKI),
Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur 13630
Phone: 021- 8009190 ext 244
Mobile: 083875490544
Email: lppm@uki.ac.id; iedsitepu@yahoo.com; audrajovani@yahoo.com
Fax: 021- 808 86 882
INTERNATIONAL CONFERENCE
TOWARDS GENDER EQUALITIES IN HIGHER EDUCATION
Saturday, 14 November 2015
Venue: GWS Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta
CONFERENCE FOCUS
In the context of a growing relevance of equality management at universities, a strategic management approach which balance women and men proves to be effective to make a (better) organization. Strategic Management takes gender structures in the focus, the equalities create a dynamic equilibrium, for example, human resources management strategies are gender-sensitive and equally aligned to the needs and concerns of men and women. The strategic perspective in university context aims in the long term, for example, on reducing structural inequalities, such as in recruitment and staff development, in appointment and recruitment procedures, or through gender budgeting (gender equitable budget).
In view of the above, Universitas Kristen Indonesia, in collaboration with DAAD, Fachochschule Kiel, Germany, and Indostaff Network, will organize an international conference on women in higher education with the theme: “Towards Gender Equalities in Higher Education”
TOPIC AREAS FOR THE SESSIONS:
10. Women and Research
11. Gender Inquality
12. Women in Politics/local or national government administration
Invited speakers:
Prof. Dr. Yohana Yembise, Minister of Women Empowerment and Child Protection, Republic of Indonesia
Prof. Dr. Intan Ahmad (Director General of Learning and Student Affairs, Republic of Indonesia
Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA (Rector of University of Hasanuddin, Makassar, Indonesia)
Dr. Ir. Illah Sailah, Coordinator of Kopertis Wilayah III Jakarta
Dr. Ied Veda Sitepu, SS, MA (Kepala Pusat Studi Wanita, LPPM-UKI)
Call for Papers:
The conference invites you to send an abstract under a particular topic area
Guidelines for Submitting Abstract
Send your abstract to lppm@uki.ac.id (cc. iedsitepu@yahoo.com). Authors will receive abstract notification on 20 October 2015. Full paper has to be submitted by 5 November 2015.
Submission of Full paper
Author whose abstracts have been accepted are expected to submit their paper no later than: 10 November 2015, with the following guidelines:
REGISTRATION AND FEES:
Payment can be made with a bank transfer to
BRI Unit RS UKI
Account Name: Universitas Kristen Indonesia
Account Number: 078301000010304
Swift Code: BRINIDJA
The receipt and registration form must be faxed to (++62 21) 80886882 or scanned and emailed to lppm@uki.ac.id.
CONTACTS:
The Secretariat of PSW
Address: Pusat Studi Wanita- Universitas Kristen Indonesia
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Kristen Indonesia (LPPM-UKI),
Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur 13630
Phone: 021- 8009190 ext 244
Mobile: 083875490544
Email: lppm@uki.ac.id; iedsitepu@yahoo.com; audrajovani@yahoo.com
Fax: 021- 808 86 882
INDOSTAFF ANNUAL MEETING 2014
AKREDITASI INTERNATIONAL PERGURUAN TINGGI
Universitas Brawijaya Malang, 27 September 2014
Persaingan antar perguruan tinggi di tingkat nasional dan internasional semakin ketat, sehingga tuntutan recognition dan peningkatan reputasi di tingkat tersebut juga diperlukan. Hal ini dapat dilihat sebagai sarana untuk memperbaiki institusi pendidikan tinggi agar memperkuat posisi tawarnya. Kekuatan ini bisa diwujudkan dari melakukan self-assessment potensi institusi dan dilakukan akreditasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan adanya akreditasi institusi ini, diharapkan institusi pendidikan tinggi ini akan semakin percaya diri dalam pengembangan institusinya masing-masing serta lebih melakukan internal improvement agar mencapai tingkat kualitas yang lebih baik.
Sejak diperkenalkannya sistem akreditasi di perguruan tinggi, yang sebenarnya sudah lama dilakukan di dunia industri, tampak memiliki dampak positif bagi perguruan tinggi baik di tingkat prodi, fakultas bahkan universitas. Salah satu cara pengenalan dan pengakuan institusi adalah proses akreditasi pada lembaga-lembaga akreditasi independen nasional dan internasional. Saat ini penilaian akreditasi dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang didirikan tahun 2005 sesuai Permendiknas No. 28 Tahun 2005. Akreditasi merupakan bagian dari sistem penjaminan mutu yang mengharuskan setiap institusi pelaksana pendidikan tinggi memenuhi tingkatan mutu tertentu. Pemeringkatan akreditasi di Indonesia dikenal dengan tidak/belum terakreditasi, akreditasi C, akreditasi B, akreditasi A dan akreditasi A+. Di dalam perjalanannya, akreditasi institusi semakin mengarah ke kebutuhan global dan pasar internasional dalam arti semakin terjadi mobilisasi mahasiswa tingkat regional ASEAN bahkan di luar kawasan ASEAN. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya Asean University Network yang salah satu misinya adalah peningkatan mutu dengan melakukan akreditasi bersama perguruan tinggi di kawasan ASEAN.
ASEAN Community akan segera terlaksana di tahun 2015 dan sebagai lokomotifnya adalah ASEAN Economic Community. Perkembangan ekonomi yang pesat di kawasan ASEAN dan Pasifik Barat (Taiwan, Korea, Hong Kong, dan Jepang) akan menyebabkan magnet yang luar biasa bagi pertumbuhan tenaga kerja yang professional. Karena itu ketersediaan SDM yang mengerti akan social-budaya serta konteks ASEAN serta Pasifik Barat harus disediakan oleh perguruan tinggi di kawasan ini. Tentu ini tidak terlepas dari mutu lulusan perguruan tinggi di kawasan ini. Salah satu tolok ukur mutu adalah akreditasi, karena itu arah perkembangan akreditasi perguruan tinggi di Indonesia pun menuju akreditasi internasional.
TUJUAN
Dalam forum ini diskusi interaktif, tukar informasi, dan lesson learnt dari para institusi yang telah melaksanakan kegiatan-kegiatan akreditasi. Wakil institusi ini sebagian besar adalah anggota INDOSTAFF atau Indonesian Alumni of UNISTAFF Program.
INDOSTAFF adalah organisasi yang didirikan oleh para alumni Indonesia dari program UNISTAFF, termasuk UNILEAD dan International Dean Course (IDC) alumni yang dilakukan oleh University of Kassel, University of Oldenburg, University of Osnabruck serta program DIES yang dikelola DAAD (German Academic Exchange Service, yang didirikan pada tanggal 14 September 2004 di Bogor.
Visi INDOSTAFF adalah menjadi jejaring yang berkontribusi nyata dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan tinggi yang berkualitas dan bermartabat. Sedangkan misi yang akan dilaksanakan: (1) Meningkatkan kemampuan anggota secara berkelanjutan dalam pengembangan pendidikan tinggi; dan (2) Menyebarluaskan pendekatan pengembangan pendidikan tinggi melalui prinsip dan nilai-nilai: visi bersama (shared-vision), fokus pada tercapainya kompetensi (focus on competency), pendekatan secara sistem (system approach), kepemimpinan yang melayani dan berorientasi pada tataran teori, praktek dan perilaku.
Pembicara dalam “INDOSTAFF Annual Meeting 2014 adalah:
Nara sumber dan peserta Indostaff Annual Meeting 2014
Materi yang disampaikan pada acara tersebut dapat diunduh pada tautan berikut:
http://indostaff-network.org/wp-content/uploads/2014/10/JABEE-PPT-on-WA-and-IEA4.pdf
http://indostaff-network.org/wp-content/uploads/2014/10/Akred_Internasional-Lien-Herlina.pdf
http://indostaff-network.org/wp-content/uploads/2014/10/ASEAN-Open-Community_Rev.pdf
http://indostaff-network.org/wp-content/uploads/2014/10/Eko_Ganis_Sukoharsono_2014_09_27_ABEST21_The-Case-of-FEB-UB.pdf
http://indostaff-network.org/wp-content/uploads/2014/10/DAAD.pdf
http://indostaff-network.org/wp-content/uploads/2014/10/WahyuSupartono-AkreditasiAUNQA-copy.pdf
SEMINAR INDOSTAFF 2013
PERANAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN SINGLE COMMUNITY 2015
LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia saat ini semakin menantang karena gejolak ekonomi, politik, perdagangan internasional serta issue-issue yang melibatkan banyak negara di dunia. Salah satu issue menarik untuk dicermati dalam waktu dekat adalah akan dibentuknya ASEAN SINGLE COMMUNITY 2015 (ASC 2015). Dalam komunitas tunggal ASEAN ini akan mempengaruhi keseimbangan internal di dalam negara-negara ASEAN. Perdagangan antar negara di ASEAN semakin mudah serta semua yang berhubungan dengan kegiatan kerjasama bila- dan multilateral akan semakin ramai, sehingga persaingan antar negara juga akan semakin kuat walaupun masih di dalam bingkai kerjasama ASEAN.
Persaingan ini perlu diwaspadai dengan sikap positif, sehingga Indonesia bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan sistematis. Persiapan yang bisa dilakukan antara lain mempersiapkan sumber daya manusia secara utuh, mengelola perdagangan internasional dengan jujur dan benar, mengelola sumber daya alam secara efisien dan sesuai dengan kebutuhan yang rasional, dan lain sebagainya.
Perguruan tinggi di Indonesia memiliki peranan penting dalam mempersiapkan manusia Indonesia yang jujur, kompeten dan mudah beradaptasi dengan perkembangan dunia saat ini. Pola pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan di perguruan tinggi seharusnya sudah mengarah pada kepentingan tersebut serta disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang diberlakukan sejak tahun 2013 agar arah pendidikan tinggi menjadi lebih fokus pada tatanan kualifikasi tersebut serta menghasilakn lulusan yang kompeten di bidangnya.
Melihat kondisi Indonesia saat ini serta pentingnya peranan perguruan tinggi dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, maka seminar dan konggres INDOSTAFF tahun 2013 ini dilaksanakan. Seminar sehari dan konggres ini akan membahas tentang strategi yang perlu diterapkan secara umum di tingkat nasional untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan nasional serta best practices yang telah dilaksanakan oleh beberapa perguruan tinggi Indonesia dalam menghadapi kondisi tersebut.
Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam bentuk kerjasama antara Fakultas Teknologi Pertanian, Program Studi Magister Manajemen Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Indonesian Alumni Association of UNISTAFF Program (INDOSTAFF)
TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan Seminar dan Konggres INDOSTAFF ini adalah:
PELAKSANAAN SEMINAR
Seminar Indostaff dihadiri oleh para pimpinan serta staf pendidikan PTS dan PTN di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, para mahasiswa S2 Magister Manajemen Pendidikan Tinggi UGM (140 orang). Acara dimulai dengan laporan panitia pelaksana, sambutan Presidium Indostaff 2010 – 2013, welcome speech oleh Dekan Fak. Teknologi Pertanian UGM Prof. Dr. Lilik Sutiarsodan Opening Remark oleh Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Rektor UGM). Sesi Pembicara Tamu dipimpin oleh Prof. Dr. Lilik Sutiarso dengan 2 pembicara:
Sesi best practices dari perwakilan perguruan tinggi anggota Indostaff dibagi menjadi dua agar memberikan waktu yang lebih leluasa. Kedua sesi tersebut adalah:
Sesi I dipimpin oleh Prof. Dr. Marjono (Universitas Brawijaya) dengan pembicara:
Sesi II dipimpin oleh Dr.-Ing. Singgih Hawibowo (UGM), dengan pembicara:
DIES Seminar on Leadership in Higher Education was held from October 14th – 17th, 2012, in Bandung – West Java. The event was in conjunction with the Indostaff Meeting and the International Deans’ Course part II.In the opening session, Ms. Irene Jannsen, the Director of DAAD in Jakarta welcomed all participants who most of them were representatives of Indonesian universities, and two foreign participants came from the Philippines and Malaysia. DAAD through DIES program has been actively supporting the universities, especially in developing countries, to enhance their staff’s capacity.
Dr. Christian Berthold from Center for Higher Education Development (CHE) Germany facilitated the IDC part II meeting, and he also intensively followed the discussion on implementing IDC values for larger Indonesian higher education institutions in the near future.
One of the programs is International Deans’ Course (IDC). Since 2008 DAAD offers the DIES International Deans’ Course for participants from Southeast Asia. This course is conducted every two years in cooperation with regional trainers from the Philippine Normal University, Philippines, Gadjah Mada University and Bandung Institute of Technology, Indonesia. Indonesia is always marked as one of the important partners in the capacity building. While Indonesia has more than 3000 higher education institutions with variety of quality. The quality of study programs which lead to the quality of the outputs (alumni, research and community service) is depend on the quality of staff and leaders in their respective universities. Therefore, DAAD supports the idea of bringing out the IDC into Indonesian context. One of the aims of the joint DIES Seminar on Leadership in Higher Education is to discuss and to put a detailed program of Indonesian Deans Course which then ready to be submitted to DAAD.
In this occasion the members of Indostaff were also gathered and discussed their business plans which among others progress report from the Board of Presidium, research proposals on majors issues in higher education such as General Courses (Mata Kuliah Umum/MKU), the result of entrepreneurship course), and the upcoming Congress of Indostaff. Members Indostaff were also agreed that the Congress will be held in Yogyakarta in 2013. Dr. Lilik S, Dean of Faculty of Agricultural Technology – UGM gave his positive response the Indostaff’ request.
On 24 November 2011 at Campus of Universitas Kristen Indonesia (UKI), Prof. Dr. Hendrawan Soetanto (UB), Dr. Setyo Pertiwi (IPB), Puji Mudiana, MA (IPB), Dr. Trina Tallei (Unsrat), Dr. Titik Soemarti (IPB), Dr. Ied Veda Sitepu (UKI), Ganda Hutapea, SE, MBM (UKI), Dr.med. Abraham Simatupang, MKes (UKI), Dr. Elyani Amka (Mercu Buan), dr. Louisa Langie (UKI), MSi dan Ir. Ktut Silvanita, MSi (UKI), dr. Veronika NKD, MBiomed, Ms. Weeke B and Ms. Dediana B discussed a topic: “Women in Higher Education” in the Seminar & Workshop – Women and Health: “Towards better understanding and environment for the future generation.” The inputs of the discussion were presented by Dr. Pertiwi, Ms. Puji, Dr. Titik and Dr. Ied, which mainly touched the real picture and challenges of women in academic institutions. Although the academic environment in most of the institutions are much better for women to achieve their maximum career, but there are still some challenges to work out. Challenges were categorized into nature characteristics of women such as pregnancy, giving birth and breast feeding and gender-specific issues in academic institutions. A thorough research on the issue has to be done in finding and giving some ideas for the better understanding of gender-specific roles in academic institution
National Activities
Year | Activities | Host/Prime Mover | Fund |
1999 | Mini Workshop on Management of Higher
Education |
Gadjah Mada University | DSE |
2000 | Establishing Alumni Network | Bogor Agricultural University | SEAG |
2000 | Quality Assurance Seminar | Gadjah Mada University | DSE |
2001 | Tracer Study Seminar | Gadjah Mada University | INWENT |
2002 | HRK Seminar on Quality Assurance System | Gadjah Mada University | DAAD |
2003 | Training on Tracer Study | Gadjah Mada University | INWENT |
2004 | Follow Up Training | Bogor Agricultural University | DGHE-Indonesia |
2005 | Establishing Indonesia Unistaff Alumni (Indostaff Alumni Network) | Proposed in Witzenhausen | |
2005 | Training on Higher Education Academic Leadership | University of Riau | DGHE |
2005 | Summer Course (TOT for Unistaff Training) | ISOS Univ. of Kassel Germany | DAAD |
2006 | IPB’s Yunior Unistaff Training | Bogor Agriculutal University | Bogor Agricultural University |
2006 | Module Development for Unistaff training | Bogor Agricultural University | DGHE – Indonesia |
2006 | DIES Meeting (introducing Indostaff) | University of Kassel | DAAD |
2006 | Training and Workshop on The principles of Higher Education Quality Development
2 batches: West and East region of Indonesia |
DGHE (OC: Indostaff Alumni Network) | DGHE (2 batches) |
2007 | Winter School (GIAN Meeting: Introducing Indostaff Alumni Network) | Gottingen University | DAAD |
2007 | Conference on Reshaping Teaching and Learning In Higher Education:
The growing need for graduate |
University of Riau | University of Riau |
2007 | Restructuring of Indonesia Unistaff Alumni (Indostaff): Steering Committee Establishment and Empowerment | Bogor Agricultural University | Bogor Agricultural University and self financing from the Participants (Indostaff Alumni) |
2008 | Regional Workshop on
Quality Assurance and Management of Higher Education : Concept and Implementation of QA and Management in ASIAN HE |
University of Indonesia
(12 – 14 February 2008, Makara Depok) |
DAAD, University of Indonesia |
2010 | International Seminar cum Workshop on University Networking for Enhancing International Competitiveness of Indonesian Universities | Brawijaya University
(13-15 February 2010, Batu Malang) |
DAAD, UB, DIKTI |
2010 | International Deans’ Course Meeting Phase II and Meeting on MAHE preparation | Padjadjaran University (25-27 November 2010) | DAAD, Unpad, DIKTI |
Chapter Activities :
2008
National Seminar cum Workshop on Multidisciplinary Application of Polymerase Chain Reaction. Indostaff Network, Sam Ratulangi University, Science Bridge University of Kassel (4-5 August 2008, Formosa Hotel Manado)
Perkara manajerial bukanlah perkara intuisi yang dengan sendirinya timbul begitu saja. Selain pengalaman, sebagai seorang pimpinan juga hendaknya mengetahui ilmu managerial dengan bisa, sehingga dalam prosesnya dapat digunakan dengan baik pula, apalagi bila berbicara manajemen pendidikan tinggi. Sosok seorang pemimpin memiliki pengaruh yang cukup besar kepada manajemen pendidikan tinggi.
“Kegiatan semacam ini tentu akan berdampak baik kepada generasi muda di Unpad, karena ini melatih jiwa kepemimpinan kita. Ini penting untuk terus diagendakan, dan saya harap ini bisa punya efek dengan tujuan Unpad juga,” ujar Pembantu Rektor Bidang Akademik Unpad, Prof. Dr. Husein Hernadi Bahti, saat menghadiri acara International Deans’ Course (IDC) – Phase II, wilayah Asia Tenggara di Ruang Aula lt. 6 Wing Timur, Unpad Teaching Hospital, Jln. Eijkman 38, Bandung, Kamis (25/11).
Kegiatan yang dihadiri oleh staf dalam manajemen tingkat beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia ini merupakan hasil kerja sama antara Unpad melalui Fakultas Kedokteran (FK) dan Deutsher Akademischer Austraschdienst German Academic Exchange Service (DAAD), German Rector’s Conference (HRK), Consult of Higher Education-Guetersloh (CHE) dengan dibiayai oleh Kementerian Pengembangan dan Kerja sama Jerman.
“Program ini adalah untuk membantu pengembangan pendidikan melalui pengembangan leadership di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan. Program ini diadakan setiap tahun dan secara bergantian. Akan ada tiga fase setiap tahunnya, dan Unpad beruntung bisa terpilih menjadi host,” tutur Dekan FK Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad.
Prof. Tri menambahkan bahwa selain mendapatkan materi, peserta juga diharuskan untuk membuat sebuah project action plan yang nantinya akan dilaporkan pada kegiatan di fase ketiga. Selain diperuntukan untuk para Dekan atau pimpinan departemen, kegiatan ini juga menghadirkan Indostaff, yaitu program oleh para alumni DAAD untuk para staf di perguruan tinggi.
“Kami juga memanfaatkan momen ini untuk mengajak teman-teman di Unpad yang bukan alumni DAAD untuk ikut sebagai observer dalam kegiatan ini. Kegiatan ini sangat berguna nantinya. Disamping menambah wawasan dan kapasitas, kegiatan ini juga bisa membangun network, kerja sama dan jejaring antar teman-teman universitas lain di Indonesia dan kepada pihak Jerman tentunya,” tambahnya.
Pada Keynote Session hadir Prof. Husein mewakili Unpad, Prof. Michael Fremerey dari Universitas Kassel, Jerman dan Dr. Christian Berthold dari CHE sebagai pembicara. Prof. Husein menekankan bahwa kemampuan leadership bagi sumberdaya di Unpad mutlak harus dimiliki demi mendukung tercapainya Unpad menjadi World Class University.
“Dahulu hal-hal seperti ini tidak ada, hanya berjalan apa adanya. Namun, tuntutannya sekarang berbeda. Mereka harus diberi pembekalan,” jelas Profr. Husein.
Prof. Michael memberikan pemahaman kepada peserta tentang Leading Universe Institute sebagai sebuah Learning Organization. Dirinya mengatakan bahwa universitas adalah organisasi terbesar di dunia dalam hal pengajaran atau dalam hal ini pendidikan tinggi. Didalamnya terdapat bermacam-macam hal, termasuk kepemimpinan dalam pengelolaan pendidikan tinggi.
“Learning organization secara terus-menerus memperluas kapasitasnya untuk membuat tujuannya sendiri. Dalam hal ini memiliki lima pokok, yaitu otonomi, kompetisi, kualitas yang asli, pelayanan dan tentu keberlanjutan. Bila sebuah universitas baik dalam lima pokok ini, maka dia tentu akan berkembang,” katanya.
IDC dijadwalkan akan berlangsung selama 2 hari, 25-26 November 2010 dan akan ditambah oleh Indostaff-Meeting on Mahe And IDC pada tanggal 26-27 November 2010. (eh)*